Tuesday, 28 November 2017

Makalah Seni Karawitan

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera,
             Puja dan puji syukur kami anjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karna berkat rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan. Makalah ini kami susun untuk membantu mengetahui tentang Seni Karawitan Bali
          Kami menyusun makalah ini sesuai apa yang telah kami baca dan browsing dan akan selalu berusaha menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi. Makalah ini terdiri dari Pendahuluan, Landasan Teori, dan Penutup. Pendahuluan berisikan latar belakang, tujuan, rumasan masalah, dan metode pengumpulan data. Landasan Teori Berisikan jenis-jenis gamelan. Dan penutup yang berisikan kesimpulan dan sarn.
Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitu pula makalah ini yang masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan. Karena itu , kami tunggu saran dan kritik dari para pembaca khususnya guru mata pelajaran ini yang bersifat membangun.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................... 1
DAFTAR ISI..................................................................................2
Bab I Pendahuluan
1.1                         Latar Belakang.............................................................3
1.2                         Tujuan .......................................................................3
1.3                         Rumusan Masalah........................................................3
1.4                         Metode Pengumpulan Data............................................3
Bab II Landasan Teori
2.1                         Jenis Jenis Gamelan..................................................... 4
Bab III Penutup
3.1                         Kesimpulan..................................................................8
3.2                         Saran .........................................................................8
Daftar Pustaka................................................................................ 9

BAB I
PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang
                Seni Karawitan adalah musik tradisional Indonesia baik vokal maupun instrumental yang berlaras pelog atau selendro. Seni Karawitan dapat dibedakan menjadi dua yaitu seni karawitan vokal dan seni karawitan instrumental. Seni karawitan vokal medianya suara manusia lazim disebut tembang, sedangkan seni karawitan instrumental medianya alat bunyi-bunyian lazim disebut gamelan. Seni karawitan terutama gamelan berkembang sangat pesat di Bali. Dari segi ragam ansambelnya tak kurang dari 38 perangkat gamelan kini tersebar di seluruh Pulau Dewata. Hampir setiap banjar memiliki sedikitnya satu barung gamelan. Fungsi utama dari masing-masing gamelan tersebut adalah untuk mendukung kegiatan upacara agama dan upacara adat bagi masyarakat setempat. Kini dengan gencarnya industri pariwisata sebagian masyarakat, telah mengembangkan fungsi sekunder gamelan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan hidup sekelompok masyarakat, terutama seni gamelan yang memiliki peran menopang kegiatan senituristik.
                Dalam perkembangan-perkembangan sejarah di mana sejak abad ke VIII sampai pada abad ke XVIII adanya kontak antara Jawa dan Bali yang menyebabkan terbawanya banyak barang-barang kesenian, khususnya gamelan, kendatipun berupa instrument yang terpisah. Bentuk gamelan yang di buat dari besi. Dan bergai jenis-jenis Gong yang ada di Bali merupakan instrument kebudayaan Asia Tenggara yang tergolong kebudayaan Melayu Kuno.

1.2            Tujuan
Tujuan membuat makalah ini adalah :
a)      Mengetahui seni karawitan yang terdapat di Bali.
b)      Mengatahuai golongan gamelan yang terdapat di Bali.
c)      Mengenal lebih dekat kesenian Bali

1.3            Rumusan Masalah
a)      Apa saja jenis gamelan yang terdapat di Bali?
b)      Apa itu gamelan golongan tua?
c)      Apa itu gamelan golongan madya?
d)     Apa itu gamelan golongan baru?
e)      Apa fungsi dari 3 jenis gamelan tersebut?

1.4            Metode Pengumpulan Data
                Data yang di kemukakan dalam karya ilmiah ini diperoleh melalui berbagai sumber,dan kami menggunakan metode daftar pustaka, yaitu metode dengan mengumpulkan data tersebut di buku dan internet yang ada hubungannya dengan seni karawitan Bali.

Bab II
Landasan Teori

2.1            Jenis-Jenis Gamelan 
  1. Gamelan Golongan Tua.
    Yang termasuk gamelan golongan tua adalah :
    a)     Gamelan Gambang
            Gamelan ini yang  sering di pergunakan pada waktu upacara Pitra Yajna ”ngaben” di Bali. Dan kadangkala di Daerah-daerah Karangasem gamelan Gambang dapat di pergunakan untuk mengikuti upacara lainnya.

    b)    Saron
           Nama lain dari Gambelan Luang. Yang terdiri satu oktaf di pasang di atas resonator kayu yang di pukul dengan sebuah panggul seperti saron yang terdapat Gong Luang.

    c)     Slonding Besi
            Gamelan sacral yang terbuat dari besi yang hanya terdapat di Daerah Karangasem yaitu di Desa Tenganan Pegringsingsn dan di Desa Bongaya. Kata Slonding berasal dari kata Salon dan Ning yang berarti tempat suci. Dan dilihat dari fungsinya bahwa gamelan Slonding adalah sebuah gamelan yang dikeramatkan atau disucikan. Gamelan Salonding dari masa ke masa, ternyata penggunaannya tidak pernah lepas dari kegiatan-kegiatan upacar  keagamaan masyarakat Bali, yang merupakan gamelan yang usianya tua dan di sakralkan. Karena tidak terdapat di semua Daerah yang ada di Bali, hanya terdapat di Daerah Karangasem.

    d)    Gamelan Gong Luang       Gamelan sacral yang di pergunakan untuk mengiringi upacara kematian (ngaben). Di Bali masih ada beberapa gamelan Luwang yang masih aktif yaitu di Desa Apuan, Sesah (Singapadhu-Gianyar), Tangkas (Klungkung), Krobokan (Badung), Kasiut (Tabanan), dan Gelulung (Sekawati-Gianyar). Bentuk gamelan Luwang sama dengan gamelan Gong Kebyar, yang hanya terdiri dari 8 atau 9 dari 25-30 instrument gong Kebyar. Dan gamelan Luwang terdiri dari lagu-lagu  (gending-gending), seperti: Ginada, Pandji Marga, Lilit, Kebo Dungkul, Angklungan dan yang lainnya.

    e)     Gamelan Angklung
            Gamelan yang tergolong tua dan dipergunakan untuk mengiringi upacara upacara Ngaben. Nama angklung berasal dari angklung bambu sejenis instrument yang juga digunakan dalam barungan. Angklung mempunyai 4 bilah dan sekaligus mempunyai 4 nada. Dan ada pula jenis angklung yang mempergunakan 7 nada yang terdapat di Bali Utara, yang di sebebut dengan Gamelan tembang Kirang. Tembang kirang di samping untuk mengiringi upacar kematiaan juga di pergunakan untuk mengiringi tarian-tarian upacara seperti ,Rejang dan Baris.. Gamelan aklung tergolong gamelan yang tua, dan bisa juga di katakana sacral karena memiliki fungsi yaitu mengiri upacara Pitra Yajna (ngaben). Dan hampir semua Daerah di Bali menggunakan gamelan Angklung untuk mengiri upacara kematian.

    f)      Gender Wayang
             Gender wayang adalah gamelan yang di pakai unutk mengiringi pertunjukan wayang kulit purwa di Bali. Gamelan gender wayang diklarifikasikan kedalam music golongan tua yang terdiri dari dua sampai empat buah gender, dengan memakai 10 bilah da berlaras slendro.  Dan jika untuk mengiringi wayang Wong, gender-gender tersebut di tambah dengan sepasang kendang, sebuah kempul, ceng-ceng, kajar, kelenang, dan beberapa alat pukulnya.
  2. Gamelan Golongan Madya
    Yang termasuk gamelan madya adalah :
    a)     Gamel Gabuh
            Gamelan gabuh adalah sebuah gamelan untuk mengiringi drama tari Gambuh, dan merupakan sumber dari beberapa gamelan yang ada di Bali. Gamelan gambuh ini bisa dilongkan sebagai hiburan karena di lihat dari fungsinya yaitu : untuk mengiringi beberapa macam Drama Tari. Karena Drama Tari itu sifatnya hiburan atau yang biasa di katakana sebagi pertunjukaan. Gamelan Gambuh ini juga memiliki peran yang sangat penting Drama Tari yang sedang dipentaskan.

    b)    Semarpagulingan
           Semarpagulingan adalah relasi untuk Raja-raja jaman dulu, teletak antara gamelan Gambuh dan Legong. Smarpegulingan di pakai untuk mengiringi Raja-raja sewaktu di peraduan yang juga mengiringi tari Legong dan Gandrung yang semula di lakuakan oleh abdi-abdi Raja. Gamelan Smarpegulingan memakai laras pelog 7 nada, terdiri dari 5 nada pokok dan 2 nada pemero.

    c)     Pelegongan
            Gambelan pelegong yaitu salah barungan gamelan Bali yang biasanya dipakai untuk mengiringi tarian legong keraton. Gamelan ini memakai panca nada. Dan gamelan ini menyerupai Smarpagulingan dan Gambuh. Dengan majunya perkembangan yang diiringi dengan gamelan gong kebyar menyebabkan gamelan pelegongan itu tedesak sehingga banyak yang dilebur dijadikan gamelan gong kebyar. Tari-tarian yang diiringi dengan lagu-lagu gong kebyar sebagian besar dasar-dasar tariannya diambil dari legong yang suah ada sebelumnya.

    d)    Bebarongan
           Pengikitut, tromping kecil atau gender kecil yang nadanya satu oktaf tinggi dari instrument yang mendahuluinya. Gamelan Barong pada umumnya fungsinya untuk mengiri tarian Barong. Yang biasanya gamelan ini berisi cerita karena tarian barong ada yang bericita. Gamelan barong mengikuti cerita dari barong yang di tarikan. Pada saat perang maka gamelannya keras.

    e)     Joged Pingitan
            Joged Pingitan adalah gamelan bamboo yang berlaras pelog di pergunakan untuk mengiringi tari Joged Pingitan atau gandrung. Gamelan joged pingitan sama dengan gamelan Gandrung. ). Jadi gamela Jogen Pingitan, yang ditarikan di pura atau tempat yang tertentu, dan bukan untuk hiburan seperti tarian Joged yang biasa.

    f)      Gong Gansa Jongkok
            Sebutan umum untuk instrument-instrumen seperti gender, giying, pemade, kantil, jublag, dan jegogan. Ada dua jenis gangsa yaitu gansa gantung(bilahnya di gantung) dan gangsa jongkok(bilahnya dipaku pada resonator).

    g)     Babonangan
            Nama lainnya adalah ponggang atau babonangan, sebuah barungan yang terdiri dari beberapa instrument pukul yang memakai pencon, seperti reong, trompong, kajar, kempli, kempur, dan gong. Gamelan bonang memakai dua buah kendang yang dimainkan memakai panggul. Adapun repertoire dari gamelan bonang ini ialah sejenis lagu-lagu gilak, dimana trompong baik fungsi sebagai pembawa melodi, kendang sebagai pemurde irama, kajar, kempli, kempur, dan gong sebagai pemangku lagu sedangkan reong memainkan kotekan. Gamelan bonang dipakai untuk mengiringi pawai adat.

    h)    Rindik Gandrung
           Rindik adalah gamelan bamboo yang berlaras pelog di pergunakan untuk mengiringi tari Gandrung atau Joged Pingitan. Dan Gandrung adalah Gamelan yang di pakai untuk mengiringi tarian Gandrung dimana gamelan ini sama bentuknya dengan Gamelan Joged Pingitan. ). Jadi gamelan Rindik Gandrung itu adalah gamelah yang di gunakan untuk mengiringi Tarian Gandrung atau Jogen Pingitan
  3. Gamelan Golongan Baru.Yang termasuk gamelan golongan baru adalah :

    a)     Pengarjaan
           Gamelan yang di gunakan unutk mengiri Drama Tari Arja. Dimana Gamelan ini merib dengan Gambuh atau Smarpagulingan. Karena dalam pengarjaan itu adalah drama tari yang berisi cerita-cerita  tentang istana senteris.

    b)    Gong Kebyar
           Gong Kebyar adalah sebuah ansambel gamelan Bali yang dipekirakan muncul tahun 1915. di daerah Bali Utara (Singaraja) tepatnya di desa Jagaraga (Sawan). Ada pula informasi yang lain bahwa yang memulai tradisi Kebyar I Gst Bagus Panji di desa Bungkulan. Istilah kebyar dari kata “byar-byar” yaitu sinar yang datang secara tiba-tiba. Sesuai dengan namanya gamelan ini bermakna cepat, tiba-tiba dan keras. Musik yang dihasilkan dari gamelan ini memang penuh dengan kejutan-kejutan secara tiba-tiba, menghentak secara keras dengan tempo cepat yang dinamis. Gamelan ini selain untuk menyajikan tabuh-tabuh instrumental juga untuk mengiringi tari-tarian kekebyaran.

    c)     Pejangeran        Gamelan Janger memakai laras Selendro, dengan laras gender wayang yang di pakai. Sedangkan dari reportoirennya diambil lagu-lagu janger. Dimana memakai instrumennya mengguanakqan 2 buah tangguh gender wayang, 2 buah kendang krumpung, 2 -4 buah suling, 1 buah kajar, 1 buah tawa-tawa, 1 buah kelenang, 1 buah rebana, 1 buah pangkong ceng-ceng. Gamelan golongan Baru yang dipakai untuk mengiringi tari Janger, adalah sebuah tarian sosial di Bali.

    d)    Joget Bung Bung
           Gamelan yang tergolong baru, yang di gunakan untuk mengiringi tarian Joged Bumbung. Suatu tarian sosial di Bali, di mana seoarang penari wanita menjawat seorang penonton unutk di ajak menari di panggung Gamelan Joged Bungbung disebut juga gamelan gerakan tangan, karena pokok-pokok instrumennya adalh Gerantang, yaitu gender yang terbuat dari bamboo, berbentuk bung-bung dan memakai laras slendro 5 nada. Larasnya serupa dengan laras gamelan gender wayang.

    e)     Gong Suling        Gamelan yang berisi barungan yang terdiri dari 30 buah suling, menirukan orkestrasi dari Gong Kebyar. Lagunya diambil dari reportoir Gong Kebyar dan dapt dipakai untuk mengiringi tari kebyar. Yang terdiri dari suling besar, menengah dan kecil, yang berfungsi sebagai jegogo, calung, pamade dan kantil dalam gamelan Gong Kebyar

BAB III
PENUTUP
3.1           Kesimpulan
              Dari materi diatas dapat kami simpulkan bahwa, gamelan yang ada di Bali, memiliki beberapa fungsi diantaranya : sebagai pengiring upacara ke agamaan, mengiri tarian-tarian yang ada di Bali tarian yang sacral maupaun tarian yang sifatnya hiburan, dan berfungsi sebagai hiburan karena dapat di tontonkan. Dan gamelan di Bali juga  dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu gamelan tua, gamelan madya, dan gamelan baru. Karena dari beberapa gamelan yang ada di Bali ada yang bersifat sakral yaitu Gamelan Slonding yang ada di Karangasem.  Gamelan Tua, yang trdiri dari,  Saron, Selonding Kayu, Gong Besi, Gong Luwang, Slonding Besi, Angklung Kalentang, Gender Wayang. Gamelan Madya yang terdiri dari : Pengambuhan, Semarpagulingan, Pelegongan, Bebarongan, Joged Pingitan, Gong Gangsa jongkok, Babonangan, Rindik Gndrung. Dan Gamelan Baru, yang  terdiri dari  :   Pengarjaan, Gong kebyar, Pejangeran, Angklung bilah 7, Joged Bung-bung, Gong Suling. Dari beberapa gamelan yang ada di Bali ada yang bersifat sakral yaitu Gamelan Slonding yang ada di Karangasem.

3.2           SaranSebagai warga bali, sepatutnya kita melestarikat kesenian bali. Jangan sampai kesenian bali yang selama ini kita junjung dan lestarika menjadi punah seiring perkembangan jaman. Jaman boleh berubah, tapi tradisi dan ciri khas kita sebagai warga bali harus dipertahankan

Daftar Pustaka


EmoticonEmoticon